
Halo Sobat! Pernahkah kalian menengar istilah seperti “anxiety”, “depresi”, atau “burnout”? Melansir dari laman reportingdna, seiring perkembangan zaman, isu kesehatan mental semakin mendapat perhatian, terutama di kalangan Gen Z.
Generasi ini lebih terbuka dalam membicarakan kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini didukung oleh perkembangan media sosial yang memungkinkan penyebaran informasi lebih cepat dan luas.
Dalam artikel ini, kita akan mengenal berbagai istilah gangguan mental yang sering dibahas oleh Gen Z. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai gangguan mental, sehingga kita dapat lebih bijak dalam memahami diri sendiri maupun orang lain.
Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)
Anxiety disorder atau gangguan kecemasan merupakan kondisi mental yang ditandai dengan perasaan cemas berlebihan, ketegangan, dan ketakutan yang tidak proporsional terhadap suatu situasi. Beberapa jenis gangguan kecemasan yang sering dibahas oleh Gen Z antara lain:
- Generalized Anxiety Disorder (GAD) Gangguan kecemasan umum ditandai dengan rasa khawatir yang berlebihan terhadap berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Penderitanya sering merasa gelisah tanpa alasan yang jelas.
- Social Anxiety Disorder (SAD) Gangguan kecemasan sosial ditandai dengan ketakutan yang ekstrem terhadap situasi sosial. Orang dengan SAD cenderung menghindari interaksi sosial karena takut dihakimi atau dipermalukan.
- Panic Disorder Gangguan panik ditandai dengan serangan panik mendadak yang menyebabkan detak jantung meningkat, sesak napas, dan rasa takut yang intens. Serangan ini bisa terjadi tanpa pemicu yang jelas.
Depression (Depresi)
Depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan perasaan sedih berkepanjangan, kehilangan minat terhadap aktivitas yang disukai, serta perubahan pola tidur dan nafsu makan. Beberapa jenis depresi yang populer di kalangan Gen Z meliputi:
- Major Depressive Disorder (MDD) MDD atau depresi mayor adalah bentuk depresi yang serius, ditandai dengan perasaan putus asa yang berlangsung selama lebih dari dua minggu.
- Dysthymia (Persistent Depressive Disorder) Dysthymia adalah bentuk depresi ringan namun berlangsung dalam jangka panjang, sering kali lebih dari dua tahun.
- Seasonal Affective Disorder (SAD) Gangguan afektif musiman terjadi pada waktu tertentu dalam setahun, biasanya selama musim dingin atau musim hujan, ketika sinar matahari lebih sedikit.
Burnout
Burnout adalah kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental akibat stres berlebihan dalam jangka waktu panjang, terutama terkait pekerjaan atau pendidikan. Gen Z sering menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kondisi stres akademik atau kelelahan akibat tekanan pekerjaan.
Tanda-Tanda Burnout
- Kelelahan yang terus-menerus
- Kurangnya motivasi
- Perasaan sinis terhadap pekerjaan atau tugas
- Penurunan produktivitas
Cara Mengatasi Burnout
- Mengatur waktu dengan lebih baik
- Mengambil istirahat yang cukup
- Mencari dukungan sosial
- Melakukan aktivitas yang menyenangkan
Bipolar Disorder
Gangguan bipolar adalah kondisi mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, dari episode mania (euforia berlebihan) ke episode depresi (kesedihan mendalam). Terdapat dua jenis utama bipolar disorder:
- Bipolar I Disorder Penderita mengalami episode mania yang intens dan sering kali memerlukan perawatan medis.
- Bipolar II Disorder Penderita mengalami hipomania (bentuk mania yang lebih ringan) dan episode depresi mayor.
Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
OCD adalah gangguan mental yang ditandai dengan obsesi (pikiran yang mengganggu) dan kompulsi (perilaku repetitif yang dilakukan untuk meredakan kecemasan). Contoh OCD yang sering dibahas Gen Z meliputi:
- Contamination OCD Ketakutan berlebihan terhadap kuman dan kebersihan, yang membuat penderitanya sering mencuci tangan secara berlebihan.
- Checking OCD Dorongan untuk terus-menerus memeriksa sesuatu, seperti memastikan pintu terkunci atau kompor mati.
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD adalah gangguan mental yang terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis, seperti kecelakaan, kekerasan, atau bencana alam. Gejala PTSD meliputi mimpi buruk, kilas balik (flashback), dan kecemasan yang berlebihan.
Eating Disorders
Gangguan makan juga menjadi topik yang sering dibahas oleh Gen Z. Beberapa jenis gangguan makan yang populer di antaranya:
- Anorexia Nervosa Gangguan ini ditandai dengan ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan, sehingga penderita membatasi asupan makanan secara ekstrem.
- Bulimia Nervosa Penderita bulimia mengalami siklus makan berlebihan (binge eating) yang diikuti dengan tindakan kompensasi seperti muntah paksa atau olahraga berlebihan.
- Binge Eating Disorder Gangguan ini ditandai dengan kebiasaan makan dalam jumlah besar tanpa kontrol, tanpa diikuti kompensasi seperti pada bulimia.
Self-Harm
Self-harm atau melukai diri sendiri adalah tindakan menyakiti tubuh sendiri sebagai cara untuk mengatasi emosi yang sulit. Fenomena ini sering muncul di kalangan Gen Z sebagai bentuk pelarian dari tekanan emosional.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah gangguan yang menyebabkan kesulitan dalam memusatkan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Gangguan ini sering terjadi sejak masa kanak-kanak dan dapat berlanjut hingga dewasa.
Dissociative Identity Disorder (DID)
DID, atau gangguan kepribadian ganda, terjadi ketika seseorang memiliki dua atau lebih identitas yang berbeda dalam satu tubuh. Gangguan ini sering kali merupakan hasil dari trauma berat di masa lalu.
Gaslighting
Gaslighting bukan gangguan mental, tetapi bentuk manipulasi psikologis yang membuat seseorang meragukan ingatan dan perasaannya sendiri. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang.
Trauma Bonding
Trauma bonding terjadi ketika seseorang tetap terikat dalam hubungan yang merugikan atau penuh kekerasan karena faktor emosional yang kompleks.
Sobat, memahami berbagai istilah gangguan mental dapat membantu kita lebih peduli terhadap kesehatan mental, baik diri sendiri maupun orang lain. Jika kamu atau seseorang di sekitarmu mengalami tanda-tanda gangguan mental, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Ingat, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik!
Semoga artikel ini bermanfaat, ya! Tetap jaga kesehatan mental dan jangan ragu untuk berbicara jika membutuhkan bantuan. Sampai jumpa di artikel berikutnya, Sobat!