ciri-ciri emas rawan patah

Kalau kamu lagi mempertimbangkan beli perhiasan, penting untuk tahu jenis emas yang rawan patah. Jangan sampai perhiasan yang dibeli dengan harga jutaan, justru rusak dalam waktu singkat karena salah pilih jenis atau desain.

Banyak orang berpikir semua emas itu kuat dan tahan lama, padahal faktanya tidak sesederhana itu. Bahkan, ada beberapa jenis emas yang secara struktur memang lebih rapuh dan berisiko retak, penyok, atau patah, terutama kalau sering dipakai harian.

Dan saat kondisinya sudah patah, proses jualnya bisa jadi tantangan tersendiri. Mulai dari potongan harga yang cukup besar sampai harus siap dengan penolakan jual dari toko emas. Jadi sebelum itu terjadi, yuk kenali dulu karakter emas yang rawan patah berikut ini.

Ciri-Ciri Emas yang Rawan Patah

Ciri-ciri emas yang rawan patah bisa dikenali dari sifat fisiknya melalui tes kecil maupun pengamatan, di antaranya:

  • Terlalu ringan dibanding ukurannya: Bisa jadi emas tersebut berlubang di dalam (hollow), yang bikin strukturnya gampang penyok atau retak.
  • Desain rumit dan tipis: Emas dengan pola yang sangat halus dan bagian-bagian tipis biasanya tidak tahan tekanan.
  • Terdapat banyak sambungan atau las: Semakin banyak titik sambungan, semakin tinggi risiko lepas atau patah karena titik itu jadi bagian paling lemah.
  • Bunyi nyaring saat diketuk: Emas asli biasanya bunyinya pelan. Kalau terlalu nyaring, bisa jadi terlalu banyak logam campuran yang bikin strukturnya keras tapi rapuh.
  • Tampilan permukaan tidak mulus sempurna: Ada bintik, retakan halus, atau bekas solder yang bisa menunjukkan area rawan patah.

Jenis Emas yang Rawan Patah

Ada beberapa jenis emas rawan patah yang mesti kamu cermati agar tidak keliru dalam penggunaannya, yaitu:

1. Emas Murni (24K)

Meskipun terdengar mewah, emas murni alias 24 karat justru sangat lunak secara fisik. Emas dalam bentuk paling murni punya tingkat kelenturan tinggi tapi mudah berubah bentuk, apalagi jika dibentuk jadi cincin atau gelang.

Saat ditekan atau terkena benturan, emas 24K bisa penyok atau bahkan patah kalau desainnya terlalu tipis. Itulah kenapa, emas murni lebih cocok disimpan sebagai investasi batangan, bukan dipakai harian sebagai perhiasan.

2. Emas Putih dengan Rhodium Plating Tipis

Rhodium plating biasa ditambahkan ke emas putih agar terlihat elegan dan mengilap. Kalau lapisan tersebut terlalu tipis, bagian logam campurannya (seperti nikel atau perak) akan cepat terpapar dan struktur perhiasan jadi lebih rapuh.

Apalagi rhodium plating bisa terkikis karena gesekan atau paparan cairan. Jika plating sudah aus, emas putih jadi mudah tergores, keropos, bahkan patah di bagian engsel atau sambungan kecil.

3. Perhiasan dengan Ketebalan Tipis

Desain tipis memang terlihat anggun, tapi ketahanan fisiknya sangat rendah. Perhiasan seperti gelang, rantai, atau cincin yang dibuat dengan ukuran tipis lebih rawan deformasi atau retak saat terkena tekanan, apalagi kalau dipakai setiap hari.

Jenis perhiasan seperti ini juga sering menggunakan teknik hollow casting, yaitu pembentukan logam berongga agar terasa ringan, tapi itu pula yang membuatnya rentan pecah.

4. Perhiasan Solderan Ulang

Pernah servis atau reparasi perhiasan? Kalau iya, hati-hati. Emas yang sudah mengalami proses penyolderan ulang lebih dari sekali biasanya punya titik-titik lemah baru.

Panas tinggi saat penyolderan bisa mengubah struktur molekul emas dan logam campurannya, yang bikin area sambungan jadi lebih rapuh dari bagian lainnya. Kalau disolder secara asal atau dengan bahan tambahan kualitas rendah, efeknya bisa bikin perhiasan gampang patah di titik tersebut.

Tips Pilih Emas yang Tahan Lama Agar Nilai Jual Tinggi

Agar kamu nggak salah pilih dan bisa menjual emas dengan harga tinggi di masa depan, perhatikan tips ini sebelum beli emas:

1. Utamakan kadar 18K atau 22K untuk perhiasan harian

Emas dengan kadar ini punya campuran logam lain yang bikin lebih kokoh, tapi tetap bernilai tinggi. Cocok buat dipakai rutin karena tidak terlalu lunak maupun terlalu keras.

2. Pilih desain solid, hindari perhiasan berongga (hollow)

Desain padat lebih berat dan lebih kuat. Meskipun sedikit lebih mahal, tapi jauh lebih awet dan minim risiko patah.

3. Perhatikan finishing dan sambungan

Cek apakah sambungan antar bagian terlihat rapi, tidak kasar, dan tidak ada bekas solder mencolok. Kualitas pengerjaan menunjukkan ketahanan emas jangka panjang.

4. Simpan sertifikat atau nota pembelian

Ini penting kalau suatu saat kamu ingin menjual kembali. Perhiasan dengan dokumen lengkap punya nilai jual lebih baik, terutama jika kondisinya masih utuh.

Semua perhiasan emas memang punya potensi untuk rusak, tapi dengan memilih jenis yang tepat dan menjaga kualitasnya, kamu bisa meminimalkan risiko tersebut.

Nah, kalau punya emas patah di rumah, jangan buru-buru langsung buang. Kamu bisa jual emas patah tersebut ke Beli Emas Indonesia. Mereka menerima emas dalam kondisi rusak dan tanpa surat sesuai syarat. Semua proses pengecekannya transparan dan menggunakan teknologi canggih, sehingga pencairan dananya bisa cepat.